Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Best Practices - Sistem Transportasi Berlin


Selama tinggal di Berlin saya tidak tahu berapa harga bahan bakar minyak (BBM) atau kapan naik-turunnya, karena saya selalu menggunakan transportasi massal (publik). Transportasi massal di Jerman dikelola secara terintegrasi yang terdiri atas kereta jarak jauh (antarnegara), kereta antarkota, dan transportasi dalam kota. Transportasi dalam Kota Berlin juga terintegrasi dengan beragam jenis transportasi, yaitu Regional Express (kereta cepat antarkota), S-Bahn (di atas permukaan tanah), U-Bahn (kereta bawah tanah), tram (kereta jarak dekat di wilayah tertentu), transportasi air, dan bus yang melewati hampir semua wilayah kota atau kawasan penduduk.


Best Practices - Sistem Transportasi Berlin
H-type train at the Osloer Straße station

Semua jenis transportasi massal di Berlin beroperasi 24 jam pada jalurnya dengan jadwal yang sudah pasti. Pada hari kerja, kereta atau bus melintas pada jalur yang sama rata-rata tiap sepuluh menit. Bagi kita yang tidak tahu jalur transportasi dapat dengan mudah melihat jalur dan waktunya di http://www.bvg.de/index.php/en/index.html. Dalam laman tersebut kita dapat masukkan asal keberangkatan dan tujuan perjalanan. Website akan menginformasikan dengan lengkap pilihan jenis dan jalur transportasi yang bisa kita tempuh disertai dengan waktu dan petanya. Peta jalur transportasi dan jadwalnya juga biasanya disediakan di stasiun-stasiun utama secara gratis.

Transportasi di Berlin sangatlah disiplin. Terlambat sedikit, sopir bus tidak akan menunggu atau membuka pintu lagi. Tentu saja semua jenis transportasi termasuk bus hanya berhenti di stasiunnya. Stasiun S-Bahn dibuat terintegrasi dengan stasiun U-Bahn atau halte bus sehingga penumpang dengan mudah beralih jenis transportasi.
Best Practices - Sistem Transportasi Berlin
U-Bahn and S-Bahn network in East Berlin

Harga tiket moda transportasi di Berlin sangat terjangkau dan dibedakan berdasarkan jangka waktu dan wilayah. Kita bisa membeli tiket harian, mingguan, bulanan, bahkan enam bulanan untuk wilayah tertentu. Sebagai ilustrasi, harga tiket akan berbeda antara transportasi dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar dibandingkan dengan wilayah Banda Aceh saja. Dengan satu tiket kita bisa menggunakan semua jenis transportasi, baik U-bahn, S-bahn, tram, maupun bus selama masih dalam wilayahnya. Karena rutinitas orang sudah jelas, maka orang dengan mudah dapat menentukan jenis tiket yang akan dibelinya.

Pemerintah Jerman memanjakan para pelajar dan mahasiswa dengan subsidi harga tiket. Saat mahasiswa mendaftar pada sebuah universitas, mahasiswa sebenarnya tidak membayar uang kuliah, tetapi membayar tiket sebesar 50% harga normal, karena kuliah di Jerman umumnya gratis. Di kartu mahasiswa tertulis “Semester Ticket” yang berlaku selama satu semester. Bahkan, para mahasiswa yang sudah berkeluarga bisa mengajukan keringanan agar biaya tiketnya dikembalikan karena ada tanggungan keluarga atau alasan sosial.

Yang sangat menarik bagi saya adalah tingkat kepercayaan pengelola transportasi terhadap penumpang kelihatannya sangat tinggi. Kecuali kereta antarkota, di dalam kereta atau tram hanya berisi seorang masinis dan penumpang saja, tanpa pemeriksa tiket. Jadi jangan heran, kalau ke Berlin tidak ada yang memeriksa tiket Anda dalam kereta. Pemeriksaan tiket dilakukan secara acak saja. Tapi lebih baik selalu membeli tiket, karena jika kedapatan tidak punya tiket, dendanya sekitar 20 kali harga tiket. Untuk diketahui, di Berlin petugas tidak paham dengan budaya “damai”. Si pemeriksa tiket tidak akan mendengar apa pun alasan kita. Mereka memeriksa dengan membawa card reader bagi orang yang ingin membayar denda secara langsung. Kalau tidak mereka akan mengirimkan tagihan ke rumah.

Transportasi di Berlin termasuk aman karena selama dua tahun lebih menggunakan transportasi massal saya belum pernah menemukan ada tindak kriminal dalam kereta atau bus.

Pengguna transportasi di Berlin dimanjakan dengan fasilitas yang memudahkan. Stasiun biasanya dilengkapi dengan tangga biasa, eskalator, dan lift. Kereta juga menyediakan tempat khusus untuk penumpang yang menggunakan sepeda. Bus yang berhenti, secara otomatis miring ke kanan (di Jerman penumpang naik-turun di sebelah kanan) agar penumpang mudah menurunkan barang seperti koper. Bahkan bus dilengkapi jalur naik kursi roda untuk membantu orang cacat atau sakit. Sopir langsung ke luar membantu pengguna kursi roda yang ingin naik bus.

Murah, teratur dan terintegrasinya sistem transportasi massal di Berlin membuat masyarakat umum dari segala kalangan baik pelajar, mahasiswa bahkan profesor lebih memilih menggunakan transportasi massal. Oleh karena itu, jumlah mobil di jalanan tergolong sedikit dan Berlin sangat jarang dilanda kemacetan parah. 
Best Practices - Sistem Transportasi Berlin
System map of the U-Bahn in 2009

Kapan negeri kita bisa seperti ini?


Sumber:
MUKSIN UMAR, dosen FMIPA Unsyiah Banda Aceh, melaporkan dari Berlin
http://aceh.tribunnews.com/2013/06/13/teraturnya-transportasi-berlin

Post a Comment for "Best Practices - Sistem Transportasi Berlin"