Menata Ruang Wilayah Sungai
Musim hujan baru awal mulai, tetapi kita sudah khawatir, takut terulang lagi seperti kejadian Januari lalu. “ Wilayah sungai akan menjadi masalah karena semakin banyak penduduk, sehingga di daerah yang seharusnya tidak boleh untuk kegiatan pembangunan tapi akhirnya digunakan untuk tempat tinggal, inilah yang menjadi masalah” demikian penjelasan Ir. Bahal Edison Naiboru, MT, Direktur Penataan Ruang Wilayah I, Direktorat Jenderal Penataan Ruang, pada spesial talkshow di Trijaya (20/11/07).
Dahulu jaman nenek moyang dikenal kota-kota sungai, kota pantai. Kini, resiko banjir setiap tahun apalagi seperti bulan-bulan sekarang, karena tidak sesuai fungsinya, bila pertanian ya pertanian permukiman ya permukiman. Jadi produktif berkelanjutan. Apakah kita bisa mengembalikan ini dalam waktu singkat? ”Harus ada komitmen bersama agar semua pemangku kepentingan dapat mempercepat penanggulangan atau mengembalikan fungsi-fungsi alam. Lebih lanjut Bahal menjelaskan, kalau dulu tahun 70-an daerah yang terbangun baru 10% tetapi kini setelah hampir 30 tahun hampir 90% daerah terbangum. Daerah yang untuk resapan air berkurang, akibatnya air menjadi terdesak dan tentunya jadi naik ke atas. ”Untuk itu perlu kebersamaan dalam menangani penataan ruang, artinya peran masyarakat perlu ditingkatkan, kalau perlu ada badan khusus (otorita) untuk menangai masalah ini” demikian menurut Bahal.
Dari kacamata tata ruang, menurut Bahal penyebab banjir kalau dilihat ada 2 faktor penyebab : faktor alam, yang tidak bisa di ganggu gugat, dan faktor manusianya. Kalau dulu kan penduduk asli Jakarta orang Betawi tinggal di tanah darat tinggi. Tetapi kini, giliran kota berkembang pembangunan yang tidak memperhatikan kearifan lokal menjadi tidak bersahabat. Dulu manusia tidak masuk dataran banjir, tapi sekarang akibat kebutuhan lahan/tempat ditempati juga. Solusinya ya sistim polder, tetapi mahal dan lama. ”Dalam RUTR DKI tahun 1985-2005 yang namanya wilayah di timur laut dan barat laut (hampir 1/3 luas DKI) itu berada di bawah permukaan laut, tetapi itu di langgar dengan pembangunan. Seharusnya siapkan dulu banjirkanal baru di bangun, karena melanggar ya akhiranya banjir” demikian jelas Bahal.
Dari telepon yang masuk ada yang menanyakan bagaimana berkaitan RUTR DKI kan sudah ada rencananya sejak jauh-jauh hari agar di bangun banjir kanal karena itu sangat memecahkan permasalahan, tapi kok justru pemerintah sendiri yang membuat permasalahan. Menanggapi pertanyaan tersebut, menurut Bahal, dari sisi perencanaan tata ruang DKI sudah cukup maju, kalau kita konsisten, kita itu pengendaliannya yang kurang. Perda itu kan di buat DPRD, seharusnya DPRD juga mengawasi implementasi yang dibuat melalui penganggaran, termasuk perijinan skala besar. Masyarakat itu perlu dilibatkan sejak awal jadi ada komitmen bersama antara semua pemangku kepentingan mulai dari perencanaan sampai pengendalian. Masyarakat harus mengawal perencanaan ruang di wilayah sungai, walaupun kelihatannya sangat teoriotis, tapi harus agar tidak semakin besar masalah yang kita hadapi agar dampak negatifnya bisa di minimalkan. Lin
1 comment for "Menata Ruang Wilayah Sungai"
Macam macam Batu Akik
Ring Cincin Batu Akik
Emban Cincin Anak anak
Emban Cincin Titanium Cewek
Emban Perak
Emban Cincin Germanium
Emban Cincin Akik
Semoga Bermanfaat kang...
Komentar anda sangat berarti bagi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan dapat Melatih Ketajaman Pemikiran Anda, untuk itu, belajarlah berkomentar mulai dari artikel ini.