Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Catatan Kuliah tentang Kota dan Desa (Lengkap)

1. Makna Kota
1.1. Makna Kota Secara Fisik Morfologi
Kota secara fisik morfologi dimaknai sebagai daerah tertentu dengan karakteristik pemanfaatan lahan non pertanian, pemanfaatan lahan yang sebagian besar tertutup oleh bangunan baik bersifat residensial maupun non residensial (secara umum tutupan bangunan/building coverage, lebih besar dari pada tutupan vegetasi/vegetation coverage), kepadatan bangunan khususnya perumahan yang tinggi, pola jaringan jalan yang kompleks, dalam satuan permukiman yang kompak dan relatif lebih besar dari satuan permukiman kedesaan di sekitarnya (Lihat Gambar 1 dan Gambar 2).

Model Makna Kota Secara Fisik Morfologi 1
Gambar 1 Model Makna Kota Secara Fisik Morfologi 1

Dari Gambar 1 dapat dipostulasikan bahwa walaupun secara administratif termasuk dalam wilayah desa tetapi karena mempunyai kenampakan fisik kekotaan maka secara fisik morfologi termasuk kota.

Model Makna Kota Secara Fisik Morfologi 2
Gambar 2: Model Makna Kota Secara Fisik Morfologi 2

Dari Gambar 2 dapat dimaknai bahwa kenampakan fisik kedesaan yang membedakan dengan daerah perkotaan secara fisik morfologi

1.2. Makna Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk
Kota berdasarkan jumlah penduduk dimaknai sebagai daerah tertentu dalam wilayah negara yang mempunyai aglomerasi jumlah penduduk minimal yang telah ditentukan dan penduduk tersebut bertempat tinggal pada satuan permukiman yang kompak (Lihat Tabel 1).

Tabel 1 Batasan Jumlah Penduduk Untuk Kota
No
Negara
Batasan Penduduk Minimal
1
Swedia (1971)
200
2
Denmark (1971)
200
3
Australia (1961)
1000
4
Tasmania (1971)
750
5
Chilie (1971)
1000
6
Kenya (1971)
2000
7
Argentina (1971)
2000
8
Canada (1971)
2000
9
U.S.A (1971)
2500
10
Mexico (1971)
2500
11
Ghana (1971)
5000
12
Nederland (1971)
5000
13
IndonesiaAda beberapa versi :
(1) Menurut UU.1948/22 (Staatsvorming Ordonantie/SVO, Staatsblad 22/1948): 

• Kota Kecil: Kurang dari 100000; 
• Kota Otonom (Kotapraja): sekitar 100000 
• Kota besar: lebih dari 100000.


(2) UU1957/1 
• Kotapraja minimal 50000 

(3) Balai Planologi Bandung (Menurut Prof.Hadinoto): 
• Kota berpenduduk minimal 400000 
• Kepadatan minimal 125/km persegi 
• Diameter permukiman minimal 6-7 km


(4) UU 1965 / 18
• Kotapraja : 50000 – 75000
• Kotamadya : >75000 – 100.000
• Kotaraya : > 100000

1.3. Makna Kota Berdasarkan Kepadatan Penduduk
Makna kota berdasarkan kepadatan penduduk diartikan sebagai suatu daerah dalam wilayah negara yang ditandai oleh sejumlah kepadatan penduduk minimal tertentu, kepadatan penduduk tersebut tercatat dan teridentfikasi pada  satuan permukiman yang kompak.

1.4. Makna Kota Berdasarkan Fungsinya Dalam Suatu Organic Region
Berdasarkan fungsinya dalam suatu organic region maka kota diartikan sebagai suatu wilayah tertentu yang berfungsi sebagai pemusatan kegiatan yang beraneka ragam dan sekaligus berfungsi sebagain simpul kegiatan dalam peranannya sebagai kolektor dan distributor barang dan jasa dari wilayah hinterland yang lebih luas.

1.5. Makna Kota Berdasarkan Sosio Kultural
Kota adalah sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya.

Tabel 2 Perbedaan Desa dan Kota Menurut Saleh Amiruddin
Aspek
Pedukuhan (Rural)
Pedesaan 
(Rural)
Semi kota (Rurban)
Kota 
(Urban)
Mata pencaharianTaniTaniCampuranNon agraris
Kepaatan pendudukSangat rendahAgak rendahRendahTinggi
KebutuhanSangat sederhanaSederhanaMulai berkembangKompleks
Tempat kerjaDekatSekitarCampuranTerpisah
Cara kehidupan sosialGotong royongGotong royongTransisiFormal (tidak mutlak)
KomunikasiJalan kakiJalan kaki dan alat angkut sederhanaCampuranKompleks
Built up areaSporadisSporadisAgak kompakKompak


Tabel 3 Perbedaan Desa-Kota Menurut Larry Nelson
Unsur Pembeda
Desa
Kota
Mata pencaharianAgraris, homogenNon agraris, terpisah
Ruang kerjaTerbuka/lapanganTertutup
Musim/cuacaPenting/menentukanTidak penting
Keahlian/ketrampilanUmum dan menyebarSpesialisasi dan mengelompok
Rumah dengan tempat kerjaDekat (relatif)Jauh/terpisah (relatif)
Kepadatan pendudukRendahTinggi
Kepadatan rumahRendahTinggi
Kontak sosialFrekuensi rendahFrekuensi tinggi
Stratifikasi sosialSederhanaKompleks
Lembaga-lembagaTerbatasKompleks
Kontrol sosialAdat/tradisi berperan besarAdat/tradisi tidak berperan besar, tetapi UU/peraturan tertulis berperan besar
Sifat masyarakatGotong royong (gemeincchaft/paguyuban)Patempbayatan (geselschaft)
Mobilitas pendudukRendah Tinggi
Status sosialStabilTidak stabil (contoh dari segi kesejahteraanya dan mata pencahariannya)


Tabel 4 Perbedaan Desa-Kota Menurut Yunus
Unsur Pembeda
Desa
Kota
Mata PencaharianAgraris homoginNon agraris heterogin
Musim/CuacaPenting/menentukanTidak penting
Keahlian / KetrampilanUmum/menyebarSpesialisasi dan mengelompok
Jarak Rumah dengan tempat kerjaDekat (relatif)Jauh (terpisah) - relatif
Kepadatan pendudukRendahTinggi
Kepadatan rumahRendahTinggi
Kontak sosialFrekuensi rendahFrekuensi tinggi
Strata sosialSederhanaKompleks
KelembagaanTerbatasKompleks
Kontrol sosialAdat/tradisi berperanan besarAdat/tradisi tidak berperanan besar, tetapi UU/ peraturan tertulis berperanan besar
Sifat MasyarakatGotong royong (gemeinschaft/paguyuban)Patembayan (geselschaft)
Mobilitas PendudukRendahTinggi
Status SosialStabilTidak stabil


1.6. Batas Administrasi dan Batas Fisik Morfologi
Batas fisik morfologi tidak selalu berhimpitan dengan batas yuridis administrasi
  • Apabila batas fisik morfologi jauh dari batas yuridis administratif maka disebut under boundaries city. 
  • Apabila kebalikannya disebut over boundaries city
  • Bila berimpit disebut true boundaries city

2. Permasalahan Kota
  • Kemiskinan yang merebak
  • Pengadaan perumahan bagi penduduk miskin
  • Perkembangan kenampakan fisik kota yg tdk terkendali
  • Penyediaan lapangan kerja
  • Degradasi kualitas lingkungan kota
  • Tingginya arus urbanisasi
  • Kesemrawutan lalin transportasi
Penyebab Eksplosif Pertumbuhan Kota
  • Industrial booming
  • Revolusi transportasi
  • Revolusi telekomunikasi
  • Transformasi politik

3. Urban Extension
Urban extension adalah perluasan kota yang terdiri dari urban reclassification, urban annexation, dan urban sprawl.

3.1. Urban Reclassification
Urban reclassification merupakan proses perumusan kembali batas-batas administrasi kota dengan cara memperluas wilayahnya dengan tujuan untuk mengakomodasikan permukiman maupun struktur-struktur kegiatan di masa yang akan datang. Urban reclassification disebut juga pseudo urbanization (urbanisasi semu). Jadi urban reclassification merupakan proses penambahan areal kekotaan secara yuridis administratif.

3.2. Urban Annexation
Urban annexation merupakan perluasan kota karena adanya penggabungan beberapa kota menjadi satu kota besar (=megapolitanisasi = kekoalisian kekotaan).

3.3. Urban Sprawl
Urban sprawl merupakan gejala perembetan sifat fisik kekotaan ke arah luar
3.3.1. Tipe Urban Sprawl
  • Concentric develoment/low density continous development
  • Ribbon development/lineair development/axial development
  • Leap frog development/checker board development
3.3.2. Dampak Urban Sprawl
3.3.2.1. Dampak Terhadap Pemanfaatan Lahan Pertanian
  • Hilangnya lahan pertanian
  • Gejala komersialisasi dan intensifikasi pertanian
  • Menurunnya produksi dan produktivitas
3.3.2.2. Dampak Terhadap Pemanfaatan Lahan Permukiman
  • Pertambahan luas lahan permukiman
  • Pemadatan bangunan
  • Kecenderungan segregasi rumah
  • Merebaknya permukiman liar
3.3.2.3. Dampak Terhadap Harga Lahan
  • Karakteristik fisikal lahan
  • Keberadaan peraturan
  • Karakteristik pemilik lahan
  • Spekulasi lahan
  • Peranan pengembang
  • Kondisi moneter nasional
3.3.2.4. Dampak Terhadap Lingkungan Abiotik
  • Penurunan kualitas lingkungan abiotik yang disebabkan oleh polusi udara
  • Penurunan kualitas lingkungan abiotik yang disebabkan oleh polusi tanah
  • Penurunan kualitas lingkungan abiotik yang disebabkan oleh polusi air
  • Penurunan kualitas lingkungan abiotik yang disebabkan oleh kerusakan lahan
3.3.2.5. Dampak Terhadap Lingkungan Biotik
  • Perubahan lingkungan biotik karena intra environmental elements
  • Perubahan lingkungan biotik karena inter environmental elements
3.3.2.6. Dampak Terhadap Lingkungan Sosio Kultural
  • Penurunan kualitas lingkungan permukiman
  • Gejala dekohesivitas sosial
  • Gejala pendesakan petani
  • Diversifikasi mata pencaharian
  • Alih mata pencaharian
  • Penurunan jumlah petani
  • Perubahan gaya hidup

4. Megaurban, Megapolitan, Metropolitan
4.1. Konsep Megaurban
Mega urban adalah dua kota yang terhubungkan oleh jalur transportasi yg efektif sehingga menyebabkan wilayah di koridornya berkembang pesat dan cenderung menyatukan secara fisikal dua kota utamanya.

4.2. Karakteristik Megaurban
  • Kepadatan penduduk tinggi
  • Penduduk masih tergantung pd sektor pertanian dengan pemilikan lahan sempit
  • Transformasi pertanian ke non pertanian
  • Intensitas mobilitas penduduk tinggi
  • Interaksi desa-kota tinggi
  • Meningkatnya partisipasi TKW
  • Percampuran guna lahan yg intensif
4.3. Pembagian Ruang Ekonomi Megaurban
  • Kota besar : kota yg mendominasi kegiatan ekonomi yg terdiri dari satu atau kota yg sangat besar
  • Pinggiran kota : terjadi penglaju harian dengan jarak 30 km
  • Desa kota : kegiatan campuran pertanian dan non pertanian, terdapat di sepanjang koridor antara dua kota besar, populasi penduduk padat, bermata pencaharian padi sawah
  • Desa dengan kepadatan penduduk tinggi : basis perekonomian padi sawah
  • Desa dengan kepadatan penduduk rendah : bagian paling luar

Struktur Ruang Ekonomi Megaurban
Gambar 3 Struktur Ruang Ekonomi Megaurban
4.4. Megapolitan
Megapolitan adalah kota dengan jumlah penduduk besar dan ditandai oleh kenampakan inti-inti pertumbuhan yang saling terkait dengan pola jaringan transportasi.

4.5. Metropolitan
Kota dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa

4.6. Dampak Metropolitan
  • Kurang berfungsinya kota sbg katalisator pembangunan wilayah
  • Kertimpangan kota semakin parah
  • Tertinggalnya kota-kota menengah dan kota kecil
4.7. Metropolitan di Indonesia
  • MAMMINASATA (Kota Makasar, Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar)
  • PALEMBANG (Kota Palembang, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Komering Ilir)
  • SARBAGITA (Kota Denpasar, Kab. Badung, Kab. Tabanan, Kab. Gianyar)
  • BANDUNG (Kota Bandung, Kab.Bandung, Kota Cimahi, Kab. Sumedang)
  • GERBANGKERTASUSILA (Kab.Gresik, Kab. Bangkalan, Kota Mojokerto, Kab. Mojokerto, Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Lamongan)
  • JABODETABEK (Kota Jakarta, Kota Bogor, Kab.Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kab. Tangerang, Kota Bekasi, Kab.Bekasi)
  • MEBIDANG (Kota Medan, Kota Binjai, Kab.Deli Serdang)
  • SEMARANG (Kota Semarang, Kab.Semarang, Kab.Kenda, Kab.Demak)
5. Pembangunan Berkelanjutan
5.1. Makna Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah pola pembangunan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengabaikan kebutuhan generasi mendatang (World Commission Environmental an Development, 1987).

Ungkapan yang berbunyi:
without jeopardizing the ability of the future generations to meet their own needs  
meliputi 4 aspek penting, yaitu:
  • Kiat untuk meminimasikan pemanfaatan dan pemborosan sumber daya yang tidak terbarukan (non renewable resources) termasuk di dalamnya melakukan penghematan bahan bakar minyak dan mengusahakan peningkatan substitusi renewable resources
  • Meminimasikan dan menghindarkan pemborosan aset kultural, historis dan natural yang tidak terbarukan di kawasan kota, seperti jalur hijau, tempat bermain dan tempat rekreasi. 
  • Pemanfaatan yang lestari (sustainable use) dari renewable resource 
  • Penangan limbah padat dan cair di kota agar diupayakan dapat diproses dengan baik sehiangga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan di kota itu sendiri (intra frontier dimension) maupun terhadap kehidupan di sekitar kota dan di daerah lain (inter frontier dimension). 
5.2. Dimensi Pembangunan Berkelanjutan
5.2.1. Intra Generative Dimension
Merupakan dimensi pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan generasi sekarang.

5.2.2. Inter Generative Dimension
Merupakan dimensi pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan generasi yang berbeda. Sebagai contoh dari dimensi ini adalah ungkapan :”Sumberdaya alam adalah pinjaman anak cucu dan bukan warisan nenek moyang

6 comments for "Catatan Kuliah tentang Kota dan Desa (Lengkap)"

Unknown November 25, 2018 at 6:33 PM Delete Comment
izin untuk dijadikan tambahan referensi bahan ajar, terima kasih, sangat membantu.
Wilayah dan Perwilayahan May 29, 2019 at 3:49 AM Delete Comment
pola Desa konsentris. Bentuk pola Desa semacam ini umumnya dapat kita temui di wilayah pegunungan ataupun di kawasan dataran rendah. Beberapa kemungkinan yang mengakibatkan terbentuknya pola Desa konsentris antara lain seperti: berasal dari keturunan yang sama, atau terlibat kerjasama ataupun kebutuhan terhadap fasilitas-fasilitas umum di sebuah tempat, seperti mata air danau ataupun fasilitas lainnya
Caira Sari Merpati January 5, 2021 at 3:57 AM Delete Comment
Nah ini dia situs togel deposit 10000 perak yang benar benar waw gokil abis
duetqqclub February 11, 2021 at 12:52 PM Delete Comment
ketika bermain dalam link http://188.114.232.104 dimana anda bisa menjadi awal yang luar biasa dalam server pkv games dimana ini akan menjadi yang terbaik dan luar biasa.
Oche Cheefriejelousz March 24, 2021 at 4:12 AM Delete Comment
Asuspoker adalah Situs IDN Poker dengan Bonus Member Baru Terbesar dan Bonus Deposit Terbesar di Asia.

Nikmati Beragam Promo Bonus Terbesar di ASUSPOKER :
►Bonus New Member 50%
►Bonus Next Deposit 10%
►Bonus Rollingan 0.3% - 0.5%
►Bonus Referral 15%