Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kini tak Ada Lagi Pulau Terluar di Indonesia


DUA perwakilan pemuda Aceh, yakni Ihsanuddin MZ (Ketua DPD KNPI Aceh) dan Edward M Nur (Wakil Ketua DPD KNPI Aceh), menjadi bagian dari tim ekspedisi Merajut Indonesia ke Miangas, Sulawesi Utara, tanggal 19-23 Mei 2013. Kedua tokoh pemuda Aceh ini mencatat hasil kunjungan mereka dan mengirimkannya ke Serambinews.com. Berikut laporan bagian kedua dari Ihsanuddin dan Edward M Nur:

***
MIANGAS, sebuah pulau yang terletak di ujung utara Sulawesi dan berbatasan langsung dengan Davao Filipina, mempunyai keunikan tersendiri. Dari segi sejarah, pulau ini sempat menjadi pos penting bagi beberapa negara, seperti Portugal, Amerika Serikat, dan Belanda.

Dari segi kekayaan alam, pulau berpenduduk 700 jiwa ini ternyata menyimpan sesuatu yang luar biasa, di mana sumber daya perikananya yang tak akan pernah habis karena lokasinya yang dijadikan tempat berkembang biak banyak jenis ikan.



Dahulu mendiang Presiden Marcos bahkan pernah memperjuangkan kepemilikan atas pulau ini. Tetapi syukur, Indonesia menang di pengadilan arbitrase internasional sehingga mendapatkan piagam dari Badan Internasional.

Bertahun-tahun berada dipangkuan Ibu Pertiwi perhatian seakan jauh dari pulau yang dahulu bernama Los Palmos ini. Tetapi semua itu terjawab sudah. Ketika kaki Menpora Roy Suryo, menginjak pasir putih bersih pantai Miangas, perubahan sudah terlihat.

"13 tahun lalu saya datang ke pulau ini. Saya datang untuk menghubungkan pulau ini lewat teknologi. Dan sekarang, Alhamdulillah kita bisa melakukan live video streaming dan bukan hanya sekedar melakukan panggilan telepon," tutur pakar telematika ini.

Setelah 13 tahun sejak kedatangan Menpora pembangunan terus menerus berlanjut di pulau penghasil kopra ini. Bahkan sekarang pembangunan bandara perintis sepanjang 1700 meter sedang berlangsung. Ini adalah bukti bahwa pemerintah sedang serius mempercantik beranda terdepan Indonesia tersebut.

Ketika KRI Slamet Riyadi meninggalkan Miangas,  ada tiga pembangkit listrik yang membuat Miangas terang selama 24 jam, akan ada bandara yang akan memudahkan transportasi dan yang paling penting tidak ada lagi cerita bahwa semua barang-barang yang dijual di Miangas berasal dari Filipina.

Merajut Indonesia telah dimulai dari Miangas dan akan berlanjut ke daerah-daerah terdepan lainnya. Tentu dengan cerita dan kisah yang berbeda. Tetapi satu hal yang harus digarisbawahi adalah, tidak ada lagi pulau terluar, karena yang ada sekarang ini adalah pulau terdepan. Di mana yang terdepan adalah yang paling cantik, paling maju, dan paling sejahtera.

Seperti Miangas Sabang tidak akan lagi menjadi daerah terluar. Tetapi menjadi daerah terdepan yang pertama kali akan dilihat oleh dunia luar.

Oleh sebab itu seperti Miangas yang telah berubah Sabang pun akan berubah menjadi lebih baik. Semangat persatuan telah dimulai dari pulau yang berstatus kecamatan khusus ini, dan akan terus dilanjutkan sampai ke Sabang di sebelah barat Indonesia setelah melewati pulau Rote di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Satu pesan Menpora, yaitu tidak ada lagi istilah pulau terluar yang dianggap tertinggal, tetapi yang ada adalah pulau terdepan yang cantik, maju, dan sejahtera. Itulah yang diamini dan turut diperjuangkan oleh Gubernur Sulut Dr. Sinyo Harry Sarundajang beserta unsur pimpinan daerah yang turut serta bersama Menpora selama tiga hari sejak Minggu 19 Mei sampai Selasa 21 Mei 2013. Semoga semangat persatuan ini dapat merajut Indonesia dimulai dari daerah terdepan bangsa kita.



Sumber: http://aceh.tribunnews.com

Post a Comment for "Kini tak Ada Lagi Pulau Terluar di Indonesia"